Menjelajahi Museum Mulawarman: Jejak Kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur

Museum Mulawarman

Di tepi Sungai Mahakam, berdiri gagah Museum Mulawarman, bekas Istana Kesultanan Kutai Kartanegara yang kini menjadi pintu gerbang menuju sejarah dan budaya Kalimantan Timur.

Lebih dari sekadar tempat penyimpanan benda kuno, museum ini menyajikan narasi hidup tentang peradaban Benua Etam, yang dikenal sebagai sebutan provinsi ini.

Museum Mulawarman didirikan pada tahun 1935, saat pemerintahan Sultan Aji Mohammad Pariksit, hasil rancangan arsitek Belanda, Holland Beton Mattscappy (HBM).

Perpaduan gaya Eropa klasik dan arsitektur tradisional Kutai yang terbalut warna putih mencolok membuat bangunan ini menjadi ikon di Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara.

Koleksi yang Menyimpan Sejarah

Memasuki museum, pengunjung disambut oleh koleksi berharga dari masa lalu Kerajaan Kutai Kartanegara.

Di lantai pertama, terdapat singgasana kerajaan yang diberikan oleh Mr. Van Der Lube dari Belanda, digunakan sebagai kursi resmi Sultan dan permaisuri dalam acara-acara penting.

Selain singgasana, koleksi lain seperti perhiasan kerajaan, senjata tradisional, dan benda-benda kuno lainnya turut menambah pesona museum.

Setiap artefak di museum ini membawa cerita tersendiri, seperti prasasti Yupa, bukti peradaban Hindu tertua di Nusantara yang berisi aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta.

Meski prasasti aslinya kini tersimpan di Museum Nasional Indonesia, replika Yupa di Museum Mulawarman tetap memberikan pengalaman nyata bagi pengunjung untuk mengenal sejarah tertulis pertama di Indonesia.

Baca Juga:  10 Tempat Wisata di Sumatera Utara yang Menyatu dengan Keindahan Alam dan Budaya

Lantai kedua Museum Mulawarman menyajikan kekayaan budaya suku-suku di Kalimantan Timur, terutama Suku Dayak.

Di sini, pengunjung bisa melihat tenun ulap doyo dari Dayak Benuaq yang kaya warna, ukiran kayu dari Dayak Kenyah yang penuh detail, hingga berbagai artefak budaya dan keramik antik.

Setiap karya seni ini mencerminkan keterampilan dan nilai-nilai leluhur yang masih hidup hingga kini.

Hikayat Kerajaan Kutai: Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara

Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu pertama di Nusantara, yang ditandai dengan adanya prasasti Yupa.

Raja Kudungga, pendiri Kerajaan Kutai, dicatat sebagai pemimpin bijaksana yang dihormati, diikuti oleh keturunannya, Aswawarman, dan puncaknya, Raja Mulawarman.

Raja Mulawarman dikenal dengan kepemimpinannya yang adil dan stabilitas kerajaan yang ia bangun, hingga puncak kejayaan kerajaan terlihat dari keberhasilannya dalam perdagangan, pertanian, dan upacara pengorbanan besar yang tercatat dalam prasasti.

Letak strategis Kerajaan Kutai di Sungai Mahakam membuatnya berkembang sebagai pusat perdagangan, pertanian, dan peternakan sapi.

Bukti kejayaannya terlihat dalam catatan pemberian 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana sebagai bentuk penghormatan.

Namun, kejayaan Kutai berakhir setelah wafatnya Mulawarman, saat kerajaan bertransisi menuju Kutai Kertanegara.

Perubahan Zaman: Kutai Kertanegara dan Masuknya Islam

Kerajaan Kutai Kertanegara, didirikan di awal abad ke-13 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti, menguasai daerah Kalimantan Timur.

Pada abad ke-16, Kutai Kertanegara menaklukkan Kutai Kuno dan beralih menjadi Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura.

Baca Juga:  7 Perjalanan Sehari Terbaik dari Barcelona, Spanyol

Di abad ke-17, di bawah Sultan Aji Muhammad Idris, Islam mulai menjadi bagian penting dari kerajaan, mengubah kerajaan Hindu menjadi kesultanan Islam.

Selama masa kolonial, Kutai Kertanegara terlibat dalam perjanjian dengan Hindia Belanda dan tetap mempertahankan eksistensinya hingga masa kemerdekaan.

Sultan Aji Muhammad Parikesit menjadi pemimpin terakhir kesultanan sebelum status kerajaan dihapus pada tahun 1960, dan keraton kemudian dialihfungsikan menjadi Museum Mulawarman.

Menikmati Keindahan Alam dan Sejarah di Sekitar Museum

Di luar museum, taman yang asri dan kompleks makam raja-raja Kutai Kartanegara menambah nilai sejarah dan budaya di kawasan ini.

Tak jauh dari museum, pengunjung dapat melihat replika Goa Kombeng, situs tempat ditemukannya prasasti Yupa, yang menjadi peninggalan penting dari Kerajaan Kutai.

Museum Mulawarman, kini di bawah pengelolaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur, bukan hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat pendidikan dan budaya.

Museum ini secara rutin mengadakan kegiatan pameran, lokakarya, dan acara budaya, menjadikannya ruang publik yang dinamis dan penuh nilai edukatif.

Bagi pencinta sejarah, budaya, dan arsitektur, Museum Mulawarman adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan di Kalimantan Timur.

Di sini, pengunjung tak hanya disuguhi pemandangan koleksi benda-benda kuno, tetapi juga disajikan kisah-kisah masa lampau yang mencerminkan kejayaan dan keindahan budaya Kalimantan.